Rumah

Desa Kandovan di Iran Tunjukkan Rumah Batu Vulkanik yang Bertahan Lebih dari Tujuh Abad

Desa Kandovan di Iran Tunjukkan Rumah Batu Vulkanik yang Bertahan Lebih dari Tujuh Abad
Desa Kandovan di Iran Tunjukkan Rumah Batu Vulkanik yang Bertahan Lebih dari Tujuh Abad

JAKARTA - Di tengah dunia modern, sebuah desa kuno di Iran kembali mencuri perhatian global. Desa bernama Kandovan ini telah berusia lebih dari 700 tahun dan masih dihuni hingga hari ini.

Kandovan menjadi unik karena rumah-rumah warganya tidak dibangun dengan cara konvensional. Seluruh hunian di desa ini diukir langsung di dalam batuan vulkanik berbentuk kerucut.

Permukiman ini tergolong langka karena tetap berfungsi sebagai tempat tinggal aktif meski telah melewati ratusan tahun. Tidak banyak desa kuno di dunia yang mampu mempertahankan kehidupan modern tanpa meninggalkan bentuk aslinya.

Rumah-rumah di Kandovan tidak menggunakan bahan bangunan seperti bata, semen, atau beton. Warga setempat sepenuhnya memanfaatkan formasi alami yang terbentuk dari aktivitas gunung berapi purba.

Batuan vulkanik yang keras dan tebal menjadi dinding alami rumah. Struktur ini sekaligus berfungsi sebagai perlindungan dan penyangga utama bangunan.

Keunikan Kandovan tidak hanya terletak pada bentuk rumahnya. Cara masyarakatnya beradaptasi dengan lingkungan ekstrem juga menjadi daya tarik tersendiri.

Desa ini dikenal sebagai salah satu contoh adaptasi manusia yang sangat selaras dengan alam. Kehidupan berlangsung tanpa merusak lingkungan sekitar.

Asal Nama dan Kembali Viral di Media Sosial

Nama Kandovan berasal dari kata Persia “Kando” yang berarti sarang lebah. Penamaan ini merujuk pada bentuk rumah kerucut yang berjejer rapat menyerupai struktur sarang lebah.

Bentuk bangunan yang khas tersebut menciptakan pemandangan unik yang sulit ditemukan di tempat lain. Susunan rumah-rumah batu ini menjadi identitas utama desa Kandovan.

Desa ini kembali viral setelah seorang konglomerat besar asal India membagikan kisahnya. Sosok tersebut adalah Ketua RPG Group, Harsh Goenka.

Melalui media sosial X, Harsh Goenka membagikan cerita tentang Kandovan kepada publik global. Unggahannya menyoroti kecerdasan warga dalam memanfaatkan alam untuk bertahan hidup.

Dalam unggahan tersebut, Goenka menampilkan bagaimana masyarakat Kandovan menghadapi cuaca ekstrem. Rumah-rumah batu tersebut telah terbukti berfungsi selama ratusan tahun.

“700 tahun yang lalu, orang-orang di Kandovan mengukir rumah mereka ke dalam kerucut gunung berapi untuk bertahan hidup di musim dingin yang keras,” tulis Goenka. Ia menambahkan bahwa hingga kini rumah-rumah tersebut masih dihuni.

“Saat ini, tempat tinggal seperti gua ini masih dihuni,” lanjut Goenka dalam unggahannya. Ia juga menyoroti keberadaan isolasi alami dan ruangan bertingkat.

“Dengan isolasi alami, ruangan bertingkat, bahkan jendela yang diukir melalui batu,” tulisnya. Goenka menutup unggahan tersebut dengan kalimat, “Dunia ini sangat menakjubkan.”

Unggahan itu langsung menarik perhatian warganet dari berbagai negara. Banyak yang terkesima melihat hunian kuno yang tetap relevan hingga kini.

Arsitektur Tahan Dingin dan Simbol Keberlanjutan

Rumah-rumah di Kandovan dirancang khusus untuk menghadapi musim dingin yang ekstrem. Dinding batu vulkanik yang tebal berfungsi sebagai isolasi alami.

Struktur tersebut menjaga suhu di dalam rumah tetap hangat meskipun suhu di luar sangat rendah. Sistem ini telah digunakan tanpa perubahan selama ratusan tahun.

Keunikan lainnya adalah keberadaan rumah bertingkat di dalam batu. Beberapa hunian memiliki lebih dari satu lantai yang semuanya diukir langsung dari batuan.

Selain ruang bertingkat, terdapat jendela dan lorong yang dibuat langsung di dalam batu. Detail ini menunjukkan tingkat keterampilan tinggi dalam mengolah material alam.

Kemampuan teknis warga Kandovan menjadi bukti kecerdasan manusia dalam beradaptasi. Mereka tidak hanya membangun rumah, tetapi menciptakan sistem hunian yang efisien dan tahan lama.

Kisah Kandovan menuai banyak apresiasi dari warganet. Banyak yang memuji kecerdikan warga dalam menciptakan hunian yang selaras dengan alam.

“Sangat menakjubkan. Kecerdasan manusia yang terbaik, mengubah batuan vulkanik menjadi rumah yang hangat dan layak huni yang telah bertahan selama berabad-abad,” tulis seorang warganet. Komentar tersebut mencerminkan kekaguman publik global.

Sebagian warganet menilai rumah di Kandovan sebagai contoh nyata bangunan berkelanjutan. Konsep ini bahkan telah diterapkan jauh sebelum istilah keberlanjutan populer.

“Itulah keberlanjutan yang sesungguhnya,” tulis warganet lainnya. Pernyataan tersebut menegaskan nilai ekologis desa ini.

Selain arsitekturnya yang unik, Kandovan juga menyimpan jejak sejarah panjang. Wilayah ini menyimpan berbagai artefak kuno.

Penemuan tembikar dan peninggalan arkeologis menunjukkan desa ini pernah dihuni oleh berbagai peradaban besar. Setiap lapisan sejarah masih terjaga di kawasan tersebut.

Kandovan menjadi tempat langka di mana masa lalu dan masa kini hidup berdampingan. Kehidupan modern berlangsung tanpa menghapus identitas sejarahnya.

Warga Kandovan tetap menjalani aktivitas sehari-hari di rumah-rumah batu tersebut. Mereka membuktikan bahwa hunian tradisional masih dapat memenuhi kebutuhan hidup masa kini.

Desa ini kini tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga simbol adaptasi manusia. Kandovan memperlihatkan bagaimana arsitektur tradisional mampu menjawab tantangan zaman.

Keberadaan Kandovan menjadi pengingat bahwa inovasi tidak selalu berasal dari teknologi modern. Terkadang, solusi terbaik justru lahir dari pemanfaatan alam secara bijaksana.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index