JAKARTA - Pertumbuhan tulang anak merupakan proses kompleks dari tulang rawan hingga tulang sejati. Gangguan pada proses ini bisa memengaruhi proporsi tubuh, tinggi badan, dan fungsi gerak anak.
Dr. Frieda Susanti, Sp.A, Subsp. Endo(K), Ph.D, menjelaskan bahwa anak dengan kelainan tulang sering tampak pendek tidak proporsional atau memiliki tungkai bengkok. Deteksi dini penting agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan efektif.
Tulang tidak hanya penopang tubuh, tetapi juga berperan dalam metabolisme. Pemeriksaan radiologi, analisis hormon, dan tes genetik menjadi langkah utama untuk memastikan diagnosis sejak dini.
Jenis Gangguan Tulang pada Anak
1. Osteoporosis Anak
Osteoporosis tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga bisa terjadi pada anak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh gangguan metabolisme tulang, kekurangan mineral, penyakit kronis, atau penggunaan obat jangka panjang seperti kortikosteroid.
Gejalanya adalah massa tulang rendah dan tulang mudah patah meski karena benturan ringan. Penanganannya meliputi peningkatan asupan kalsium, vitamin D, olahraga teratur, dan terapi sesuai penyebab.
2. Rickets
Rickets terjadi karena gangguan mineralisasi tulang yang membuatnya lunak dan mudah bengkok. Ada dua jenis utama, yaitu rickets nutrisi akibat kekurangan vitamin D, kalsium, atau fosfor, serta rickets hipofosfatemik yang bersifat genetik.
Tanda-tandanya meliputi tungkai bengkok, pergelangan tangan membesar, dan pertumbuhan lambat. Penanganan dilakukan dengan suplemen vitamin D, kalsium, dan terapi fosfat sesuai penyebabnya.
3. Displasia Skeletal
Displasia skeletal adalah kelainan bawaan yang mengganggu bentuk dan pertumbuhan tulang. Contohnya achondroplasia yang membuat lengan dan tungkai pendek akibat mutasi gen FGFR3, serta pseudoachondroplasia yang mirip tetapi tanpa mutasi tersebut.
Selain itu, ada osteogenesis imperfecta atau penyakit tulang rapuh karena kelainan kolagen tipe I, dan Fibrodysplasia Ossificans Progressiva (FOP) yang membuat otot berubah menjadi tulang. Hingga kini FOP belum ada terapi efektif sehingga pencegahan cedera menjadi kunci.
4. Skoliosis
Skoliosis ditandai kelengkungan tulang belakang ke arah samping dan bisa disebabkan oleh faktor idiopatik, displasia skeletal, maupun gangguan neuromuskular. Jika tidak terdeteksi sejak dini, skoliosis bisa menimbulkan postur tubuh tidak simetris, nyeri punggung, dan gangguan pernapasan.
Pemeriksaan postur anak secara rutin, terutama saat usia sekolah, sangat dianjurkan. Deteksi dini memungkinkan penanganan lebih cepat dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.
Tanda dan Gejala yang Perlu Diwaspadai Orang Tua
Dr. Frieda menekankan peran orang tua sangat penting untuk mengenali tanda awal gangguan tulang. Ciri yang harus diperhatikan antara lain tubuh pendek tidak proporsional, cara berjalan tidak normal, serta tungkai atau lengan yang bengkok.
Anak yang sering patah tulang tanpa sebab jelas atau mengalami keterlambatan perkembangan motorik juga perlu mendapat perhatian. Mengetahui gejala sejak awal membantu mempercepat penanganan dan mencegah komplikasi.
Pemeriksaan rutin dan konsultasi dengan dokter spesialis anak menjadi langkah penting dalam memastikan tumbuh kembang tulang anak optimal. Deteksi dini dapat membantu anak memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan pertumbuhan tulang yang sehat.