Harga Sembako Jelang Akhir Pekan Naik, Beras dan Cabai Jadi Pemicu

Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:03:42 WIB
Harga Sembako Jelang Akhir Pekan Naik, Beras dan Cabai Jadi Pemicu

JAKARTA - Menjelang akhir pekan, masyarakat kembali dihadapkan pada dinamika harga bahan pokok yang terus berubah. Pada Jumat, 17 Oktober 2025, sejumlah komoditas pangan di berbagai daerah Indonesia menunjukkan fluktuasi harga yang cukup signifikan.

Berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional dan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) milik Kementerian Perdagangan, beberapa bahan pokok tercatat mengalami kenaikan, sementara sebagian lainnya masih relatif stabil. Kondisi ini menggambarkan bagaimana faktor cuaca, distribusi, dan permintaan pasar saling memengaruhi harga pangan di tingkat konsumen.

Harga Beras Masih Bertahan di Level Tinggi

Beras masih menjadi bahan pokok yang paling banyak menyita perhatian publik. Di pasar tradisional, harga beras medium masih bertahan di kisaran Rp15.000 per kilogram, sementara beras premium dijual sekitar Rp16.800 per kilogram.

Harga tinggi ini disebutkan dipengaruhi oleh cuaca yang kurang bersahabat di sejumlah daerah penghasil beras utama. Curah hujan yang tinggi di wilayah Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan berdampak pada proses panen dan distribusi gabah, sehingga pasokan ke pasar berkurang.

Selain itu, biaya logistik yang meningkat karena kondisi jalan rusak di beberapa daerah juga memperlambat pengiriman dari petani ke pedagang. Situasi ini membuat harga beras sulit turun dalam waktu dekat, meskipun stok nasional dinyatakan masih mencukupi.

Pemerintah pun terus memantau perkembangan harga ini melalui koordinasi dengan Bulog dan dinas perdagangan daerah. Tujuannya agar lonjakan harga tidak berlarut-larut menjelang musim tanam berikutnya.

Harga Cabai Mengalami Fluktuasi di Sejumlah Wilayah

Komoditas cabai merah dan cabai rawit kembali menjadi sorotan karena harganya yang berfluktuasi cukup tajam di pasar. Berdasarkan pantauan Panel Harga Pangan, cabai merah keriting dijual sekitar Rp23.617 per kilogram, sedangkan cabai merah besar berada di kisaran Rp22.286 per kilogram.

Sementara itu, cabai rawit merah justru mengalami sedikit kenaikan menjadi Rp26.016 per kilogram. Fluktuasi harga ini sebagian besar dipicu oleh kondisi cuaca basah di daerah penghasil seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Barat.

Kondisi lahan pertanian yang tergenang air menyebabkan produktivitas petani menurun, sehingga pasokan cabai ke pasar menjadi terbatas. Akibatnya, harga di tingkat pedagang eceran mengalami lonjakan di beberapa daerah, meski di wilayah lain masih stabil.

Selain faktor cuaca, distribusi antarwilayah juga berpengaruh karena beberapa jalur pengiriman mengalami hambatan akibat perbaikan infrastruktur jalan. Pemerintah daerah pun diminta aktif melakukan koordinasi agar pasokan cabai tetap merata di seluruh pasar tradisional.

Gula Pasir dan Minyak Goreng Masih Cenderung Stabil

Berbeda dengan beras dan cabai, harga gula pasir dan minyak goreng relatif stabil di pasar nasional. Berdasarkan laporan SP2KP, gula pasir curah tercatat dijual dengan harga rata-rata Rp18.400 per kilogram.

Meskipun ada sedikit perbedaan harga antarwilayah, perbedaan itu umumnya disebabkan oleh biaya distribusi yang tidak sama. Di beberapa daerah kepulauan, harga gula sedikit lebih tinggi karena ongkos kirim yang mahal.

Sementara itu, minyak goreng kemasan sederhana dijual pada kisaran Rp17.000 hingga Rp18.000 per liter tergantung merek dan lokasi pasar. Harga ini terbilang stabil dalam dua pekan terakhir, menunjukkan pasokan dari produsen masih berjalan lancar.

Pemerintah terus menekankan pentingnya menjaga kestabilan harga minyak goreng sebagai bahan masak utama rumah tangga. Produsen dan distributor juga diimbau memastikan ketersediaan stok cukup menjelang akhir tahun agar tidak terjadi kelangkaan.

Harga Bawang Merah dan Bawang Putih Mulai Naik Tipis

Dua komoditas yang juga menjadi perhatian adalah bawang merah dan bawang putih. Berdasarkan pantauan Panel Harga Pangan, bawang merah berada di kisaran Rp30.608 per kilogram, sedangkan bawang putih dijual sekitar Rp35.000 per kilogram.

Menurut laporan Badan Pangan Nasional, pasokan bawang merah masih aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir pekan ini. Namun, di beberapa wilayah, harga mulai naik tipis akibat meningkatnya permintaan rumah tangga.

Peningkatan konsumsi biasanya terjadi menjelang akhir pekan karena banyak keluarga yang berbelanja kebutuhan dapur dalam jumlah lebih besar. Selain itu, faktor distribusi dari daerah sentra produksi seperti Brebes juga berpengaruh terhadap harga di pasar kota besar.

Untuk bawang putih, sebagian besar pasokannya masih berasal dari impor sehingga pergerakan harga cenderung lebih stabil. Namun, jika terjadi gangguan distribusi di pelabuhan atau kenaikan nilai tukar rupiah, harga dapat mengalami kenaikan sewaktu-waktu.

Pemerintah Terus Awasi Stabilitas Harga dan Pasokan

Kementerian Perdagangan bersama Badan Pangan Nasional menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap pergerakan harga kebutuhan pokok di pasar tradisional maupun ritel modern. Upaya ini dilakukan untuk menjaga kestabilan harga menjelang akhir tahun, periode di mana permintaan masyarakat biasanya meningkat.

Salah satu langkah yang ditempuh adalah pengawasan distribusi dan pelaksanaan operasi pasar. Operasi pasar ini bertujuan menambah suplai sementara di daerah yang mengalami lonjakan harga terlalu tinggi.

Selain itu, pemerintah juga memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan jalur logistik dan distribusi tetap lancar. Dengan sistem digital seperti panelharga.badanpangan.go.id dan sp2kp.kemendag.go.id, masyarakat kini dapat memantau harga pangan secara langsung di wilayah masing-masing.

Keberadaan sistem daring ini mempermudah masyarakat untuk mengetahui tren harga terkini tanpa harus menunggu informasi dari media. Masyarakat pun dapat merencanakan pengeluaran rumah tangga dengan lebih baik berdasarkan data harga yang aktual.

Kementerian Perdagangan juga mengimbau pedagang agar tidak menaikkan harga secara sepihak di luar ketentuan pasar. Pemerintah akan menindak tegas praktik penimbunan atau permainan harga yang merugikan konsumen menjelang musim liburan akhir tahun.

Harapan Menjelang Akhir Tahun 2025

Dengan fluktuasi harga yang terjadi saat ini, pemerintah berharap pasokan bahan pokok tetap stabil hingga menjelang Natal dan Tahun Baru 2026. Upaya pengawasan dan intervensi harga terus dilakukan agar lonjakan harga tidak menekan daya beli masyarakat.

Di sisi lain, masyarakat juga diimbau untuk berbelanja secara bijak dan menyesuaikan kebutuhan dengan kondisi pasar. Jika permintaan tetap terkendali, harga pangan dapat kembali stabil dalam waktu dekat.

Pemerintah menegaskan komitmennya menjaga keseimbangan antara ketersediaan stok dan keterjangkauan harga bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan sinergi antara produsen, distributor, dan pengawas pasar, diharapkan situasi pangan nasional tetap kondusif di penghujung tahun ini.

Terkini