Kenaikan Harga TBS Kelapa Sawit Dorong Pendapatan Petani Plasma Riau

Rabu, 15 Oktober 2025 | 13:18:30 WIB
Kenaikan Harga TBS Kelapa Sawit Dorong Pendapatan Petani Plasma Riau

JAKARTA - Dinas Perkebunan Provinsi Riau bersama tim penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit mitra plasma kembali menetapkan harga baru untuk periode 15–21 Oktober 2025. Penetapan ini mengacu pada tabel rendemen harga terbaru hasil kajian PPKS Medan yang telah disepakati oleh seluruh anggota tim.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja, menyebutkan bahwa kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok umur 9 tahun. Harga TBS untuk periode satu minggu ke depan naik menjadi Rp 3.714,14 per kilogram, meningkat 0,76 persen dibandingkan harga sebelumnya.

Faktor Pendorong Kenaikan Harga TBS

Menurut Defris, kenaikan harga minggu ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya harga CPO. Sementara itu, harga kernel justru mengalami penurunan sebesar Rp 181,03 dari minggu lalu, sehingga menjadi pertimbangan tersendiri bagi pengelola perkebunan.

Harga cangkang ditetapkan untuk satu bulan ke depan sebesar Rp 17,38 per kilogram. Indeks K yang digunakan selama periode ini adalah 92,75 persen, untuk menyesuaikan perhitungan harga jual CPO dan kernel.

Beberapa PKS memilih untuk tidak melakukan penjualan pada periode ini. Sesuai Permentan Nomor 01 Tahun 2018 Pasal 8, harga CPO dan kernel untuk PKS yang tidak bertransaksi mengikuti rata-rata tim, dan jika terjadi validasi 2, digunakan harga rata-rata KPBN.

Harga rata-rata KPBN periode ini tercatat Rp 14.825,25 untuk CPO dan Rp 13.353,00 untuk kernel. Dengan mekanisme ini, transparansi harga TBS dapat terjaga dan diharapkan menciptakan kondisi yang adil bagi petani mitra plasma.

Upaya Tata Kelola Harga yang Lebih Baik

Dinas Perkebunan Riau bersama Tim Penetapan Harga Pembelian TBS secara rutin melakukan perbaikan tata kelola. Tujuannya adalah agar penetapan harga selalu sesuai regulasi, transparan, dan berkeadilan bagi petani serta pihak PKS yang bermitra.

“Kenaikan harga ini tidak hanya berdampak pada keuntungan petani, tetapi juga memperkuat komitmen seluruh stakeholder dalam memperbaiki tata kelola harga TBS,” ujar Defris. Hal ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar perkebunan.

Pemerintah Provinsi Riau bersama Kejaksaan Tinggi Riau mendukung upaya peningkatan tata kelola ini. Dukungan tersebut bertujuan memastikan setiap penetapan harga membawa manfaat nyata bagi petani plasma.

Dengan tata kelola yang lebih baik, penghitungan harga TBS akan lebih akurat. Hal ini memungkinkan petani merencanakan produksi dan investasi dengan lebih efektif, serta mengurangi potensi perselisihan antara PKS dan petani.

Rincian Harga TBS Berdasarkan Umur Pohon

Harga TBS kelapa sawit mitra plasma Riau periode 15–21 Oktober 2025 berbeda-beda tergantung umur pohon. Misalnya, umur 3 tahun dihargai Rp 2.866,48 per kilogram, sementara umur 4 tahun Rp 3.245,99 per kilogram, dan umur 5 tahun Rp 3.439,14 per kilogram.

Kelompok umur 6 hingga 10–20 tahun mengalami harga yang terus meningkat, dengan puncak di umur 9 tahun sebesar Rp 3.714,14 per kilogram. Harga kemudian menurun secara bertahap mulai dari umur 21 tahun hingga 25 tahun, yakni Rp 3.637,22 hingga Rp 3.386,55 per kilogram.

Rincian harga ini menjadi pedoman bagi petani dalam menentukan panen dan penjualan TBS. Selain itu, harga yang disesuaikan berdasarkan umur pohon diharapkan mendorong efisiensi produksi dan kualitas buah sawit.

Kenaikan harga TBS ini menjadi kabar baik bagi petani mitra plasma. Dengan harga yang lebih tinggi, pendapatan petani meningkat, memberikan efek langsung pada kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Transparansi dan tata kelola yang baik juga menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif. Hal ini memungkinkan PKS dan petani beroperasi secara profesional dan meningkatkan daya saing kelapa sawit Riau di tingkat nasional dan internasional.

Dengan langkah-langkah ini, Riau tidak hanya memperkuat sektor perkebunan kelapa sawit, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal. Dukungan pemerintah, PKS, dan tim penetapan harga membuktikan bahwa kolaborasi yang baik dapat menghasilkan kesejahteraan bagi petani dan masyarakat luas.

Terkini