JAKARTA - Harga sembako di Jawa Timur terus bergerak naik turun dari hari ke hari. Pergerakan harga ini menjadi perhatian penting bagi masyarakat untuk menjaga kestabilan belanja rumah tangga.
Pada Rabu, 15 Oktober 2025, beberapa komoditas seperti bawang putih dan cabai keriting mengalami kenaikan. Sementara cabai rawit, daging sapi, dan daging ayam justru tercatat turun, sedangkan bahan pokok lainnya relatif stabil.
Update Harga Sembako 15 Oktober 2025
Sembako adalah singkatan dari sembilan bahan pokok yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat sehari-hari. Komoditas ini dibutuhkan untuk memenuhi gizi dan kebutuhan rumah tangga secara umum.
Kesembilan bahan pokok tersebut meliputi beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur, susu, bawang merah dan bawang putih, gas elpiji, minyak tanah, serta garam. Selain itu, cabai menjadi kebutuhan dapur yang tidak kalah penting.
Berikut daftar harga sembako terbaru di Jawa Timur, Rabu 15 Oktober 2025 pukul 09.43 WIB: Beras Premium Rp 15.179/kg, Beras Medium Rp 12.862/kg, Gula kristal putih Rp 16.288/kg, Minyak goreng curah Rp 18.746/kg.
Minyak goreng kemasan premium Rp 20.298/liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 17.481/liter, minyak goreng Minyakita Rp 16.609/liter. Daging sapi paha belakang Rp 118.959/kg, daging ayam ras Rp 35.331/kg, daging ayam kampung Rp 67.191/kg.
Telur ayam ras Rp 29.045/kg, telur ayam kampung Rp 47.032/kg, susu kental manis merek Bendera Rp 12.367/370 gr, susu kental manis merek Indomilk Rp 12.327/370 gr. Susu bubuk merek Bendera Rp 41.732/400 gr, susu bubuk merek Indomilk Rp 41.452/400 gr.
Garam bata Rp 1.781, garam halus Rp 9.397/kg, cabai merah keriting Rp 48.353/kg, cabai merah besar Rp 48.048/kg, cabai rawit merah Rp 27.311/kg. Bawang merah Rp 34.817/kg, bawang putih Rp 30.133/kg, gas elpiji Rp 19.906.
Hari ini, bawang putih naik Rp 209 atau 0,70 persen, cabai keriting naik Rp 397 atau 0,83 persen. Cabai rawit turun Rp 591 atau 2,12 persen, daging sapi turun Rp 324 atau 0,27 persen, daging ayam ras turun Rp 422 atau 1,18 persen, daging ayam kampung turun Rp 1.401 atau 2,04 persen.
Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Sembako
Perubahan harga sembako dipengaruhi banyak faktor, mulai dari biaya produksi hingga kondisi cuaca. Kenaikan atau penurunan harga tidak hanya bergantung pada satu aspek saja, melainkan kombinasi beberapa faktor.
Jika permintaan meningkat sementara penawaran tetap atau berkurang, harga cenderung naik. Sebaliknya, jika pasokan lebih banyak dari permintaan, harga akan turun.
Cuaca ekstrem atau bencana alam dapat mengganggu produksi pertanian. Kekurangan pasokan akibat faktor alam ini sering memicu kenaikan harga secara mendadak.
Kebijakan pemerintah, seperti impor, subsidi, atau pajak, juga berdampak pada harga. Contohnya, pembatasan impor atau perubahan pajak bisa membuat harga barang pokok melonjak atau stabil.
Kenaikan harga bahan baku, pupuk, bahan bakar, atau upah pekerja turut mempengaruhi biaya produksi dan distribusi. Dampaknya langsung terlihat pada harga jual di pasar bagi konsumen.
Fluktuasi nilai tukar mata uang berperan penting, terutama untuk bahan pokok impor. Depresiasi rupiah membuat harga barang impor menjadi lebih mahal, memicu kenaikan harga sembako.
Inflasi dan ketidakstabilan ekonomi turut mendorong pergerakan harga. Kondisi ini menuntut pengawasan dan kebijakan yang tepat agar harga sembako tetap terjangkau masyarakat.
Masalah rantai distribusi seperti kemacetan, pemogokan, atau gangguan logistik dapat mengurangi pasokan. Keterlambatan pengiriman barang ini memicu harga naik di pasar lokal.
Dampak Fluktuasi Harga pada Masyarakat
Pergerakan harga sembako yang sering berubah mempengaruhi pengeluaran rumah tangga. Masyarakat perlu memantau harga harian agar bisa mengatur anggaran belanja dengan tepat.
Kenaikan komoditas penting seperti bawang putih dan cabai keriting membuat keluarga harus menyesuaikan pengeluaran dapur. Sebaliknya, penurunan harga daging atau cabai rawit menjadi peluang untuk menekan biaya belanja sehari-hari.
Pemahaman tren harga ini juga membantu masyarakat mengantisipasi inflasi. Dengan strategi belanja yang tepat, rumah tangga bisa menjaga kestabilan pengeluaran meski harga sembako fluktuatif.
Selain itu, fluktuasi harga memengaruhi ketersediaan pangan di pasar. Pedagang pun harus menyesuaikan stok dan harga jual agar tetap kompetitif.
Tips Menghadapi Harga Sembako Fluktuatif
Harga sembako di Jatim terus bergerak naik turun, sehingga masyarakat perlu aktif memantau perubahan harian. Informasi harga harian membantu keluarga dalam mengatur anggaran belanja dan mengantisipasi kenaikan biaya kebutuhan pokok.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, biaya produksi, serta distribusi. Memahami faktor ini membantu masyarakat lebih siap menghadapi fluktuasi harga.
Pemantauan harga sembako melalui sistem resmi seperti Siskaperbapo atau pasar lokal sangat dianjurkan. Dengan strategi belanja cerdas, keluarga dapat menekan pengeluaran dan tetap memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Fluktuasi harga sembako juga menjadi sinyal bagi pemerintah untuk menyesuaikan kebijakan. Upaya menjaga kestabilan harga diperlukan agar masyarakat tetap bisa membeli kebutuhan pokok tanpa membebani ekonomi rumah tangga.