JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengakui bahwa longsor di tambang Grasberg Block Cave milik PT Freeport Indonesia (PTFI) berpotensi mengganggu pasokan emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Longsor ini terjadi pada 8 September 2025 dan saat ini Freeport masih melakukan pemulihan.
Bahlil menuturkan bahwa produksi konsentrat di smelter Freeport yang seharusnya menghasilkan 50 hingga 60 ton emas dari 3 juta ton konsentrat tembaga saat ini belum maksimal. Hal ini otomatis menimbulkan kekurangan pasokan emas untuk Antam, yang sedang diantisipasi oleh Kementerian ESDM.
Evaluasi dan Langkah Strategis Pemerintah
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) tengah melakukan evaluasi total terkait pasokan emas Antam dari Freeport. "Kedepan kita lagi membahas, meng-exercise langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan kebutuhan Antam terhadap emas," kata Bahlil.
Selain itu, Kementerian ESDM mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk kemungkinan penerapan skema Domestic Market Obligation (DMO) untuk komoditas emas. Namun, Direktur Jenderal Minerba Tri Winarno menegaskan, skema ini belum diputuskan karena Antam masih berkontrak resmi dengan Freeport sejak November 2024.
Kontrak dan Pengiriman Emas Antam
Perjanjian jual beli emas antara Freeport dan Antam ditargetkan mengirim 30 ton emas per tahun selama lima tahun, senilai US$ 12,5 miliar atau sekitar Rp 200 triliun. Pengiriman perdana terjadi pada 13 Februari 2025, dengan Antam menerima 125 kilogram emas murni dengan kadar kemurnian 99,99%, senilai Rp 207 miliar.
Namun, longsor di Grasberg membuat aliran emas ini berisiko tertunda. Jika produksi smelter tembaga Freeport tetap terganggu, Antam kemungkinan akan mengalami penurunan output emas yang bisa berdampak pada keuntungan perusahaan.
Dampak pada Pasar Emas Domestik
Pengamat BUMN Herry Gunawan menyoroti bahwa gangguan pasokan emas dari Freeport akan berdampak signifikan pada pasar domestik. Kekurangan pasokan berpotensi mendorong harga emas naik karena permintaan tetap tinggi, terutama dari segmen investasi dan ketidakpastian ekonomi global.
Selain itu, penurunan produksi Antam juga berpotensi mengurangi potensi laba perusahaan. Herry menjelaskan bahwa berkurangnya pasokan emas akan menurunkan kapasitas produksi, sehingga perusahaan kehilangan kesempatan meraih pendapatan maksimal dari logam mulia ini.
Upaya Pemulihan dan Optimisasi
Freeport saat ini sedang fokus memperbaiki operasional smelter setelah musibah longsor. Pemerintah melalui ESDM terus memantau langkah pemulihan dan siap mengoptimalkan strategi produksi agar pasokan emas ke Antam tetap terjaga.
Bahlil menekankan perlunya koordinasi antara pemerintah dan pihak Freeport agar produksi emas kembali stabil. Evaluasi total ini akan menentukan langkah jangka pendek maupun jangka panjang untuk memenuhi kontrak Antam.
Selain itu, penerapan skema DMO masih menjadi opsi apabila pasokan domestik tidak mencukupi. Skema ini bertujuan menjaga ketersediaan emas untuk kebutuhan nasional tanpa mengganggu kontrak jangka panjang dengan Antam.
Tantangan dan Prospek ke Depan
Gangguan produksi emas di tengah meningkatnya permintaan dalam negeri dan global menjadi tantangan serius. Indonesia saat ini berada dalam posisi strategis, namun risiko pasokan dari tambang besar seperti Grasberg harus diantisipasi.
Pemerintah berharap kerja sama dengan Freeport dapat meminimalkan dampak terhadap pasokan emas. Evaluasi dan exercise yang dilakukan ESDM dan Minerba menjadi langkah kunci agar kebutuhan Antam terhadap emas tetap terpenuhi.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pasar emas domestik tetap stabil meski terjadi gangguan produksi. Pemerintah dan perusahaan berupaya agar potensi investasi dan perdagangan emas dalam negeri tidak terganggu oleh musibah tambang.
Gangguan pasokan ini juga menjadi pengingat pentingnya diversifikasi sumber produksi emas. Antam dan pemerintah perlu menyiapkan strategi cadangan atau produksi alternatif untuk mengantisipasi risiko jangka panjang.
Selain itu, keterbukaan informasi mengenai produksi dan pasokan emas menjadi penting bagi investor dan pasar. Transparansi ini dapat menjaga kepercayaan publik dan stabilitas harga emas di dalam negeri.
Pemerintah menekankan koordinasi lintas sektor untuk memastikan produksi emas berkelanjutan. Freeport dan Antam diharapkan bekerja sama dengan Kementerian ESDM untuk menjaga kesinambungan pasokan dan keuntungan bagi perusahaan.
Hingga saat ini, evaluasi pasokan emas masih berlangsung dan belum ada keputusan final terkait penerapan DMO. Semua opsi sedang dikaji agar kontrak Antam dan kebutuhan pasar domestik tetap terpenuhi secara optimal.