JAKARTA - Di tengah tren investasi yang semakin beragam, logam mulia seperti emas dan perak tetap menjadi pilihan favorit bagi banyak investor. Meski emas kerap disebut sebagai aset paling aman, perak kini mulai dilirik karena harganya yang lebih terjangkau dan potensi kenaikan nilainya yang menjanjikan.
Kedua logam berharga ini memiliki karakteristik yang unik dan sama-sama memberikan peluang keuntungan, tergantung pada strategi serta tujuan finansial masing-masing investor. Namun, memahami perbedaan mendasar di antara keduanya menjadi kunci dalam menentukan pilihan investasi yang paling sesuai.
Pandangan Ahli: Emas dan Perak Sama-Sama Menguntungkan
Menurut perencana keuangan Andi Nugroho, baik emas maupun perak sebenarnya memiliki prospek yang sama-sama menarik. Ia menilai, keduanya dapat memberikan hasil positif selama investor memahami karakteristik dan waktu yang tepat untuk berinvestasi.
“Sebenarnya dua-duanya itu menguntungkan. Artinya untuk perkembangan harganya juga itu bersaing,” kata Andi pada Senin (13/10/2025).
Andi menjelaskan bahwa harga emas dan perak mengalami fluktuasi yang cukup aktif. Keduanya seringkali naik seiring meningkatnya ketegangan geopolitik, perubahan kondisi sosial, hingga dinamika ekonomi global.
Ia menambahkan, konflik antarnegara yang masih berlangsung saat ini menjadi salah satu faktor utama meningkatnya permintaan terhadap logam mulia. Investor cenderung mencari aset safe haven sebagai bentuk perlindungan dari ketidakpastian pasar.
“Banyak negara yang kemudian mencari investasi dalam berupa safe haven. Safe haven-nya itu apa? Logam mulia,” ujarnya.
Fungsi dan Peran yang Berbeda
Meski sama-sama tergolong logam mulia, fungsi emas dan perak dalam kehidupan sehari-hari ternyata cukup berbeda. Andi menjelaskan bahwa emas lebih umum digunakan dalam bentuk perhiasan, sementara perak lebih sering dimanfaatkan di sektor industri dan dekorasi.
“Kalau emas kan bisa jadi cincin, bisa jadi gelang. Kalau perak kan lebih pada perhiasan-perhiasan yang mungkin pajangan rumah tangga seperti itu,” kata Andi.
Kedua logam ini juga memiliki nilai estetika yang tinggi, namun dari sisi fungsionalitas dan permintaan pasar, emas masih lebih dominan. Nilai jual emas pun cenderung lebih stabil dibandingkan perak karena lebih banyak diminati sebagai instrumen investasi jangka panjang.
Perbandingan Harga dan Potensi Kenaikan
Andi menyebutkan bahwa harga emas saat ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan perak, meskipun keduanya sama-sama mencatat pertumbuhan positif sepanjang tahun. Namun, laju kenaikan harga emas cenderung lebih cepat.
“Sebagai contoh kan perak itu year to date-nya, dari awal 2025 sampai hari ini perkembangan (harga)-nya sekitar 70 persen ya,” jelasnya.
“Namun, emas sendiri sebulan terakhir saja itu (kenaikan harga) bisa sampai 10 persen,” tambahnya.
Perbedaan tingkat kenaikan ini menunjukkan bahwa emas memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap faktor ekonomi global. Sementara perak, meskipun lebih murah, bisa menjadi pilihan yang strategis bagi investor yang memiliki modal terbatas.
Likuiditas dan Kemudahan Transaksi
Dalam hal likuiditas, Andi menegaskan bahwa emas masih unggul dibandingkan perak. Proses jual beli emas jauh lebih mudah karena permintaan yang lebih tinggi dan jaringan penjual yang lebih luas.
“Selisih antara harga beli maupun jualnya sekitar 10 persen,” ujar Andi.
Namun, baik emas maupun perak tetap tergolong aset dengan tingkat likuiditas tinggi. Artinya, keduanya mudah untuk diperjualbelikan kembali ketika pemilik membutuhkan dana cepat tanpa risiko penurunan nilai yang signifikan.
Menurut Andi, perak tetap menjadi opsi menarik bagi investor pemula yang ingin mulai berinvestasi logam mulia dengan modal lebih kecil. “Apabila kita memang ingin investasi di logam mulia, namun uang kita enggak cukup untuk beli emas, kenapa enggak dialihkan ke perak,” jelasnya.
Pilihan Cerdas untuk Berbagai Tujuan Investasi
Selain faktor harga, investor juga perlu mempertimbangkan tujuan investasi mereka sebelum memutuskan membeli emas atau perak. Keduanya cocok dijadikan instrumen untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang.
“Jangka pendek itu berarti sekitar satu tahun, jangka menengah itu 1-3 tahun, jangka panjang di atas tiga tahun,” terang Andi.
Selain digunakan sebagai aset investasi, emas dan perak juga berfungsi sebagai perhiasan yang bernilai tinggi. Dengan bentuk yang kecil dan mudah disimpan, logam mulia ini tetap praktis untuk dimiliki tanpa membutuhkan tempat penyimpanan besar.
Andi menambahkan, perak berpotensi mengalami peningkatan nilai lebih cepat apabila permintaan industri terhadapnya meningkat. Karena itu, investor yang berorientasi pada pertumbuhan jangka menengah bisa mempertimbangkan diversifikasi ke perak.
Risiko dan Hal yang Perlu Diwaspadai
Meskipun tergolong aman, investasi logam mulia tidak lepas dari risiko. Salah satu yang paling sering terjadi adalah kehilangan atau pencurian, terutama jika emas atau perak disimpan secara fisik di rumah.
“Gampang keselip (kehilangan), gampang kecurian dan juga menjadi incaran tindakan kriminal,” kata Andi.
Karena itu, ia menyarankan agar investor berhati-hati dan mempertimbangkan untuk menyimpan logam mulia di tempat yang aman seperti safe deposit box di bank. Keamanan penyimpanan menjadi faktor penting dalam menjaga nilai aset.
Selain itu, investasi logam mulia dalam bentuk perhiasan juga memerlukan biaya tambahan. Biaya peleburan dan pencetakan ulang sering kali membuat nilai jual kembali sedikit berkurang dibandingkan emas batangan murni.
Namun, Andi menegaskan bahwa risiko tersebut masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan instrumen investasi lain seperti saham atau aset kripto.
“Bila dibandingkan dengan saham dan kripto, tentu logam mulia akan lebih aman karena sifatnya yang konservatif. Sementara saham dan kripto sifatnya agresif dan high risk,” tutupnya.
Sesuaikan dengan Tujuan dan Kemampuan
Baik emas maupun perak sama-sama memiliki keunggulan masing-masing yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial investor. Emas unggul dari sisi stabilitas dan likuiditas, sedangkan perak menawarkan potensi pertumbuhan dengan harga lebih terjangkau.
Dengan memahami karakteristik, risiko, serta prospek keduanya, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak. Logam mulia tetap menjadi pilihan populer di tengah ketidakpastian ekonomi global karena sifatnya yang tahan terhadap inflasi dan gejolak pasar.
Di tengah situasi ekonomi yang fluktuatif, emas dan perak membuktikan diri sebagai aset berharga yang mampu menjaga nilai kekayaan dari waktu ke waktu. Pilihan terbaik tergantung pada strategi, tujuan, dan kemampuan setiap individu dalam mengelola portofolionya.