JAKARTA – Industri modal ventura di Indonesia tetap menunjukkan kinerja positif meski pertumbuhan masih tipis. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai pembiayaan modal ventura mencapai Rp 16,33 triliun per Agustus 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, menyampaikan pertumbuhan YoY tercatat sebesar 0,86%. “Nilai pembiayaan per Agustus 2025 tercatat tumbuh sebesar 0,86% Year on Year (YoY),” ucapnya.
Jika ditelaah lebih lanjut, pembiayaan modal ventura per Agustus 2025 menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Juli 2025, pertumbuhan YoY hanya tercatat 0,31% dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 16,4 triliun.
Pada Juni 2025, Agusman menuturkan, nilai pembiayaan modal ventura tercatat Rp 16,35 triliun atau tumbuh 0,84% YoY. Tren ini menunjukkan stabilitas meski kenaikannya relatif lambat.
Agusman menambahkan, nilai aset industri modal ventura per Agustus 2025 mencapai Rp 26,98 triliun. Angka ini meningkat 3,57% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 26,05 triliun.
Pertumbuhan aset tersebut menjadi indikator positif bagi kesehatan industri modal ventura. Meskipun pertumbuhan pembiayaan tidak besar, nilai aset yang meningkat menandakan likuiditas dan kemampuan investasi yang tetap terjaga.
Peran Lembaga Keuangan Mikro dalam Pertumbuhan Modal Ventura
Selain modal ventura, OJK mencatat Lembaga Keuangan Mikro (LKM) juga menunjukkan peningkatan kinerja. Penyaluran pinjaman LKM per Juni 2025 tercatat Rp 1,05 triliun, naik 0,96% dibanding Desember 2024 yang sebesar Rp 1,04 triliun.
Agusman menilai pertumbuhan LKM menandakan inklusi keuangan di segmen mikro masih bergerak positif. LKM menjadi salah satu instrumen penting untuk mendukung pembiayaan usaha kecil dan menengah di Indonesia.
Pertumbuhan tipis pembiayaan modal ventura menimbulkan tantangan tersendiri bagi pengelola dana. Mereka harus cermat dalam memilih portofolio investasi agar tetap memberikan return optimal.
Meski demikian, stabilitas industri modal ventura memberi sinyal kepercayaan pasar terhadap instrumen pembiayaan ini. Investor masih menilai modal ventura sebagai sarana strategis untuk mendukung pertumbuhan usaha berbasis inovasi.
Agusman juga menekankan pentingnya manajemen risiko yang baik dalam industri modal ventura. Pendekatan ini penting untuk menjaga kesehatan keuangan sekaligus mengurangi potensi kredit macet.
Nilai aset yang terus meningkat menunjukkan modal ventura mampu bertahan menghadapi kondisi ekonomi yang dinamis. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa industri masih memiliki ruang untuk berkembang.
Industri modal ventura di Indonesia fokus pada pembiayaan startup dan perusahaan inovatif. Meski kontribusinya terhadap ekonomi masih relatif kecil, peranannya strategis dalam mendorong inovasi dan transformasi digital.
LKM menjadi pendukung penting bagi pertumbuhan modal ventura dengan menyediakan akses pembiayaan bagi usaha mikro. Sinergi keduanya diharapkan mampu menciptakan ekosistem keuangan yang inklusif.
OJK terus memantau perkembangan industri untuk memastikan stabilitas dan perlindungan bagi investor. Regulasi dan pengawasan diharapkan mampu menjaga integritas dan mendorong pertumbuhan industri secara berkelanjutan.
Keseluruhan data menunjukkan pembiayaan modal ventura stabil meski pertumbuhan tipis. Aset meningkat, LKM berkembang, dan sinergi keduanya menjadi modal utama untuk memperkuat sektor ini di masa mendatang.